Saturday, June 7, 2008

Sembayang Pe-cun

Tadi malam lagi baca-baca koran trus liat tanggalnya, langsung ingat Mama bilang kalo tanggal 8 Juni Pe-cun.
Langsung deh telpon Mama nanyain apa masih lembur bikin bacang dan kuecang.
Ternyata tinggal nunggu matengnya saja kata Mama. Pesanan udah gak sebanyak dulu.

Jadi inget jaman sebelum nikah, tiap mau Pe-cun pasti mendekati hari H nya bisa lembur terus mbungkusin bacang dan kueacang sampe jam 2 pagi.
Yang jelas tangan udah hancur, ‘keseset’ (tergores-gores) daun bambu yang tajam, tapi gak boleh nyerah karena pesanan sudah numpuk.

Rupanya anak muda Tionghoa jaman sekarang sudah lupa dengan tradisi para orang tua dulu.
Memang sih kita sudah gak tau pasti artinya merayakan berbagai tradisi Tionghoa,Pe-cun,misalnya.

...perayaan Pekcun juga sekaligus moment untuk mengenang salah satu tokoh pembesar kerajaan pada jaman perang tujuh saudara yang jujur, adil dan baik hati, yang memperjuangkan kebenaran dan mengabdi untuk rakyat. Panglima tersebut difitnah oleh rajanya sehingga mengorbankan diri dengan cara menjeburkan diri ke sungai. Begitu cintanya sang rakyat pada panglima, agar jenazah panglima tidak dimakan binatang laut, rakyat datang ke laut untuk menyebarkan bacang sehingga binatang tidak memakan jenazah panglima.
Dengan peringatan Pekcun, menurut Farianto umat manusia agar selalu bersyukur dan eling kepada Tuhan yang Maha Esa, dan memohon berkah penghuni laut agar Indonesia mendapat berkah....
) http://www.pemalangkab.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=162

Tapi menurutku yang penting adalah pada saat itu keluarga bisa berkumpul, doa bersama di pemakaman, saling berbagi cerita dan kabar, sehingga ikatan antara keluarga besar terus terjaga.
Nilai-nilai positif itu yang bisa membuat kita menjadi manusia yang lebih lengkap dan peduli pada sesama dan ingat kepada Tuhan.
Jujur aku sedih, karena sekarang hubungan antara sepupu, bahkan kakak adik pun, sudah demikian jauh, membuat manusia semakin individualistis.


Yah, ini hanya intermezzo sejenak di sela kesibukan dan rutinitas pekerjaan.

Mengingatkanku untuk bertukar kabar dengan kerabat….

Dan berdoa....


Vivi Setiawati

No comments: